Categories

Thursday, August 16, 2012

Andai Ciputra bapakku, Bob Sadino kakekku dan Aburizal Bakrie pamanku


Dunia saat ini sedang booming tentang kewirausahaan (entrepreneurship). Betapa tidak kewirausahaan dapat menjadi problem solving mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan menjadikan suatu bangsa maju, mandiri dan sejahtera. 

Dengan kewirausahaan bisa menjadikan sesuatu yang buruk menjadi bernilai tinggi. Dalam bahasa Ciputra menyulap kotoran menjadi emas. Kalau mau tahu, “kenapa Amerika, Cina, Singapura, Korea, Jepang bisa maju?” Jawabnya karena faktor kewirausahaan. Para pakar ekonomi menyebutkan “suatu negara bisa maju kalau pengusahanya (entrepereneur) minimal 2% dari jumlah penduduk. Bayangkan AS, jumlah wirausaha mencapai 11,5% dari total penduduknya, Singapura 7,2%, Cina dan Jepang 10%.

Bagaimana dengan wirausaha Indonesia? Indonesia hanya memiliki wirausaha 0,24 persen dari jumlah penduduk  Indonesia yang sekitar 238 juta jiwa, atau hanya sekitar 571.200 orang pengusaha. Andai 2% nya sebagai sarat menjadi negara maju, maka Indonesia membutuhkan setidaknya 4.760.000 pengusaha. Jadi ada kekurangan pengusaha sebanyak 4.188.800 orang. Apakau kau orang Indonesia yang bertekad memajukan bangsa? Kalau iya, buktikan dengan menjadi pengusaha.

Wirausaha membuat  job seeker menjadi job creator. Kalau anda kini, masih bangga dengan selembar ijazah dan anda menyodorkan ijazah anda ke perusahaan ini dan itu, ke departemen ini dan itu sambil berharap ijazah adalah mantra sakti atau jimat untuk mendapatkan pekerjaan, buru-buru anda bangun, cuci muka dan beristighfar seraya melongo ke jendela dunia dan sadarlah bahwa dunia kini telah berubah. Dunia sekarang adalah dunianya para pengusaha, dan merekalah yang kini memegang dan mengendalikan dunia. 

Maka bersegeralah simpan ijazah anda, lupakan IP cumlaude anda, dan berhentilah mencari kerja. Kita bergabung dengan komploton pengatur dunia, yaitu pengusaha (maaf agak radikal, ya namanya juga kompor pasti panas dunk, hehe)
Emang bisa? “Monyet aja bisa nyari duit”, kata Mas Jay The Terrorist. 

Apalagi anda lulusan perguruan tingi, punya gelar depan belakang, dan IP nya sempurna 4.00 masak gak bisa nyari duit sendiri jadi wirausaha.  Gak percaya juga? tanya aja tukang topeng monyet.

Jadi masalahnya dimana? Menurut saya (sok pakar) masalahnya ada di kemauan/niat. Karena mungkin budaya kita feodal yang mentahbiskan golongan atas atas adalah raja golongan menengah adalah abdi dalem (PNS) dan golongan terendah adalah pedagang (pengusaha). Maka orang tua kita selalu berpesan, “nak belajarlah sungguh-sungguh, biar bisa sekolah tinggi dan bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus”.Masihkah kita percaya ucapan orang tua zaman baheula itu? Sementara kini sudah eranya Mbah dukun  google, mantranya facebook,twiter, hp, sms, bb  dan syetan pengintipnya adalah wikileaks. Kalau anda mau menjadi bagian new era, new age, new world jadilah sebagai pengusaha. 

Tanamkan kemauan dan niat bahwa saya wajib menjadi pengusaha. Bisa? pasti bisa! lihatlah dari ujung rambut (plus ketobe nya) samping ujung kaki (plus panu, kadas dan kurapnya) adalah peluang yang bisa menjadikan uang. Anda melangkah ke luar rumah pasti ada peluang, ketemu orang pasti ada peluang. Jadi peluang dan uang ada dimana. Masalahnya kitanya yang gak mau ngambil peluang dan uang itu. Kita lebih memilih menjadi employe yang saban bulan gajian, bangga disuruh-suruh atasan, dan rela 8 P; Pergi Pagi, Pulang Petang, Pantat Pegal, Penghasilan Pas-pasan. Baru nyesel kalau sudah pensiun dan terjangkiti virus the post power syndrome. Baru mikir buat usaha, dan hasil kerja sekian tahun begitu-gitu aja. Terlambat Men!

Bangsa ini memerlukan sentuhan tangan-tangan pengusaha (entrepreneur). Presiden SBYtahun ini  mencanangkan “gerakan kewirausahaan nasional” Artinya kewirausahaan harus menjadi kesadaran kolektif bangsa menuju kesejahteraan. Kiprah pengusaha sudah terbukti mampu merubah wajah dunia. Lihat! Bagaimana Bos Microsoft “Bill Gates” menjadi pelopor pilantropy dunia dengan menyumbangkan setengah (50%) harta kekayaannya untuk kegiatan-kegiatan sosial dan amal melaluiyayasan Bill dan Melinda Gates. Bagaiman seorang anak muda “Mark Zuckerberg” yang biasa-bisa saja tiba-tiba menjadi superstar dengan kekayaan yang melimpah setelah menciptakan Facebook? Dan bagaimana bangganya dua manusia yang namanya melekat pada produk dan dipakai orang di seluruh dunia Hewlett-Packard (HP) - Bill Hewlett dan Dave Packard. Dan ada juga penemu Google  Sergey Brin dan Larry Page, mesin sakti pencari apa saja.

Di Indonesia, ada Ir. Ciputra yang mendapat julukan Bapak Entrepreneurship Indonesia. Ciputra secara khusus membuat kampus kewirausahaan “Universitas Ciputra Entrepreneurship Center” di Surabaya, Sebagai sarana untuk menularkan virus kewirausahaan kepada generasi Indonesia. Nama Ciputra kini sudah menjadi kosakata milik bangsa Indonesia. Ciputra melekat pada hotel, mall, properti dan sekolah-sekolah maupun universitas-universitas. Dan anehnya manakala nama Ciputra disematkan pada suatu benda, niscaya benda tersebut menjadi bernilai tinggi dan mahal harganya.

Ada juga Aburizal Bakrie, sebagai penerus emporium bisnis group Bakrie yang didirikan oleh kakeknya Ahmad Bakrie, kiprahnya telah berkibar dan mengglobal. Group Bakrie bercokol dalam semua bidang (kebanyakan untuk menyebutkannya), sehingga nama Bakrie melekat pada Hape Esia, hp CDMA pertama di Indonesia.Bakrie pun mendirikan universitas yaitu “Universitas bakrie”
Selain Ciputra, Bakrie ada juga pengusaha unik Bob Sadino yang kemanapun pergi pasti memakai celana buntung, ketemu presiden sekalipun. 

Inilah ciri khas Om Bob. Beliau pernah bilang “be the first” kalau gak bisa jadilah “be different” kalau gak bisa juga jadilah “be the best”. Kesuksesan Om Bob dimulai dengan bisnis telor ayam. Kem Chicks, Kem Farm, Kem Food (usul Om .. bikin satu lagi Kem Bob, hehe) adalah pundi-pundi kekayaan Bob Sadino. Om Bob kini menjadi mentor wirausaha yang menganjurkan menjadi orang gila. Kegilaan Om Bob terletak pada mengacak-ngacak teori (karena Om Bob mampu mebuat teori tersendiri). Bahkan Om Bob sering mengatakan “saya bisnis tidak mamakai teori” dan “buat apa sekolah. Sekolah hanya menjadikan orang GOBLOK!” Isi yang ada di otak anak sekolah atau mahasiswa sekalipun hanya dijejali oleh teori-teori basi yang tidak lebih dari sekedar sampah. Begitulah cara dan gaya Om Bob menularkan virus kewirausahaan. Pengalaman Om Bob dan malang melintang dalam dunia bisnis, menjadikan Om Bob “teori bisnis berjalan/kamus bisnis berjalan”
Saya mengenal  ketiganya (Ciputra, Bakrie Om Bob) dari buku-buku bisnis ataupun kewirausahaan yang sering saya baca. Bahkan saya pernah ada di suatu forum yang dibawakan oleh mereka. Mereka tidak akan mengenal saya, tapi saya sangat-sangat mengenal mereka. Saya bangga kepada mereka, saya anggap mereka adalah orang tua, guru, mentor dan sumber  inspirasi bisnis. Namun sayang, kini mereka bertiga tidak lagi muda. Mereka sudah berumur senja. Adakah diantara kita yang akan menjadi penerus mereka?

Ah.. Andai saja Ciputra bapakku, Bob Sadino kakekku dan Aburizal Bakrie pamanku pasti darah bisnis mengalir deras dalam tubuhku, semangatnya menggelegak dalam hidupku dan pengorbanannya demi enterpreneurship tumbuh subur di bumi pertiwi ini akan ku teruskan dan kuwariskan pada anak cucuku kelak. Tapi aku sadar, aku hanyalah debu jalanan yang berusaha menjadi seperti mereka. Siapa tahu dengan menulis ini mereka mau menjadi bapakku, kakekku dan pamanku yang sebenarnya yang dengan sabar melatih, membimbing dan mengarahkan hasrat entrepreneurship yang jauh tertanam dalam lubuh hatiku yang paling dalam.

Wahai angin malam, sampaikan doa kami untuk mereka
Sampaikan salam kami untuk mereka
Semoga mereka diberikan umur panjang untuk terus menebar semangat kewirausahaan
Semoga besok pagi bisa terbangun setelah berjumpa malam ini dalam mimpi.
Semoga matahari besok masih bersinar lagi dan akan kukatakan pada mereka
Bapak, kakek, paman bantulah bisnisku agar besar seperti bisnismu
Salam Entrepreneurship
ismailelfash@yahoo.com
CV. Elfash Mutiara Cipta

0 comments:

Post a Comment