Categories

Tuesday, September 25, 2012

12 Grup Media Besar Kuasai Informasi | VHRmedia.com

12 Grup Media Besar Kuasai Informasi

Kanal informasi di Indonesia dikuasai 12 grup media besar. Informasi yang diterima masyarakat banyak yang sudah dikonstruksi untuk kepentingan grup media.
  • Kurniawan Tri / Angga Haksoro
  • 19 Juli 2012 - 14:3 WIB
VHRmedia, Jakarta– Centre for Innovation Policy & Governance (CIPG) melaporkan kanal informasi Indonesia dikuasai 12 grup media besar. Informasi yang diterima masyarakat rentan bias kepentingan politik dan ekonomi.  
Menurut peneliti CIPG, Dinita Andriani Putri, konglomerasi media tidak dapat dihindari di era modernisasi teknologi. Akibatnya, informasi yang diterima masyarakat banyak yang sudah dikonstruksi untuk kepentingan grup media.
”Dalam penelitian kami setidaknya ada 12 grup media besar yang menguasai hampir semua kanal. Salah satunya MNC yang mempunyai 3 televisi nasional, Koran Seputar Indonesia(Sindo), radio Sindo, portal Okezone dan bisnis lainnya,” kata Dinita, Rabu (18/7).
Dinita mengatakan televisi lokal yang semula diharapkan menjadi media alternatif, ternyata gagal membendung agenda setting yang dibangun media arus utama. ”Misalnya ketika Pilkada DKI Jakarta, semua televisi memberitakan Pilkada Jakarta. Padahal banyak juga pilkada lain yang terjadi dan waktunya tidak jauh dengan Pilkada Jakarta, tapi tidak terangkat di media.”
Konvergensi media juga membuat media arus utama mulai melirik media online. Era konvergensi adalah era infrastruktur, sehingga siapa yang menguasai infrastruktur akan menguasai informasi.
”Lippo kemarin misalnya baru saja meluncurkan satelit Lippo Star yang bisa menjangkau seluruh Indonesia dan hampir sebagian Asia Pasifik. Di satu sisi itu bagus, karena bisa menyebarkan informasi ke semua pelosok. Tapi informasinya adalah informasi yang menurut Lippo Group, terlepas itu benar atau tidak karena agenda setting juga terjadi di grup itu,” kata Dinita.
Rekonstruksi fakta adalah sisi paling buruk dari konglomerasi media. ”Kalau satu berita dianggap membahayakan grup mereka walaupun itu fakta, bisa direkonstruksi. Contohnya media grupnya Bakrie dengan isu Lapindo atau Surya Paloh dengan isu Nasional Demokrat,” ujar Dinita. (E1)
Foto: VHRmedia/Nina Suartika

0 comments:

Post a Comment